Jakarta (wartalogistik.com) - Kemampuan menanggulangi pencemaran di laut sangat penting bagi negara yang memiliki kawasan lautan. Untuk itu rutin negara pemilik teritorial laut melakukan latihan bersama penanggulangan pencemaran di laut, termasuk Indonesia yang sedang melakukan pertemuan dengan Filipina dan Jepang menyongsong latihan bersama terkait Marine Polution Exercise (Marpolex)/ Latihan Penanggulangan Pencemaran Laut tahun 2019 di Bacolod Filipina.
Pada pertemuan itu Indonesia diwakili Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP), Direktorat Jenderal Perhubungan, kementerian Perhubungan, sedangkan dari Filipina dan Jepang adalah Filipina Coast Guard dan Japan Coast Guard.
"Kita harus memastikan bahwa persiapan dan kerja keras dibutuhkan dari Penjaga Pantai Filipina dan Indonesia termasuk Jepang sebagai negara observer, agar latihan dua tahunan ini berjalan baik dan sukses," tutur Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Junaidi di Jakarta, Selasa (13/11).
"Kita harus memastikan bahwa persiapan dan kerja keras dibutuhkan dari Penjaga Pantai Filipina dan Indonesia termasuk Jepang sebagai negara observer, agar latihan dua tahunan ini berjalan baik dan sukses," tutur Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Junaidi di Jakarta, Selasa (13/11).
Dia juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Jepang atas keterlibatan latihan, memerhatikan perlindungan lingkungan laut di perairan Sulu dan perairan Sulawesi, terutama yang berkaitan dengan respon pencemaran minyak.
“Selama ini Jepang secara aktif bergabung dalam setiap latihan regional yang diadakan Indonesia dan Filipina,” tambah Junaidi.
Pada pertemuan itu berlangsung pembahasan rancangan rencana latihan sebagaimana disusun oleh Penjaga Pantai Filipina. Selanjutnya, setelah rencana latihan yang ditandatangani oleh tiga Head Of Delegation (HoD) dari pertemuan ini akan menjadi panduan bersama untuk mempersiapkan, memeriksa, mengirimkan dan kemudian mengimplementasikan semua item yang telah direncanakan untuk latihan.
Sebelumnya pada tahun 2017, pelatihan bersama telah dilaksanakan di Benoa, Bali dan sama-sama menaruh perhatian tentang bagaimana peran pusat komando dan bagaimana menerapkan prosedur bantuan saat ada tumpahan minyak di laut.
(Abu Bakar)