Bupati Hendrata Thes menyaksikan penandatanganan komitmen menu inovasi desa dari 11 desa yang berpartisipasi. Foto : Ekhy Drakel. |
Kegiatan BID yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Sulabesi Timur dan Pemerintah Kecamatan Sulabesi Tengah itu juga dapat menjembatani kebutuhan Pemerintah Desa dan dapat memberikan solusi penyelesaian masalah. Bukan hanya itu, BID juga dapat dijadikan alternatif kegiatan pembangunan desa dalam rangka penggunaan Dana Desa yang lebih efektif dan inovatif.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Hendrata Thes saat memberikan sambutan pada kegiatan BID, senin (16/09).
Hendrata mengatakan, Bursa inovasi merupakan sebuah forum penyebaran dan pertukaran informasi serta insiatif atau inovasi masyarakat yang berkembang di Desa-desa di lingkup dua wilayah kecamatan tersebut.
Orang nomor satu di Kepsul itu, menjelaskan Bursa Inovasi Desa (BID) merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kreativitas masyarakat dan pengembangan potensi ekonomi lokal yang ada di desa dengan mendukung pembangunan desa secara lebih kreatif.
Hendrata memaparkan, desa yang inovatif dan kreatif membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan guna mengantarkan masyarakat desa pada kehidupan yang layak, makmur dan sejahtera.
Oleh karena itu, masih menurut Hendrata Thes, diperlukan adanya inovasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa. Inovasi yang dimaksud adalah upaya menciptakan cara, proses dan produk baru yang bernilai tambah bagi kehidupan masyarakat yang berkualitas.
Fokus pembangunan desa seyogianya menjadi lebih mudah karena desa memiliki faktor kekuatan positif yang berbeda dengan kota. Kekuatan tersebut antara lain, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cendrung mudah digerakkan karena tingginya jiwa kekeluargaan atau semangat partisipasi nya yang besar untuk terlibat.
Hendrata menginginkan, dengan adanya ketersediaan anggaran yang diberikan melalui Dana Desa (DD) serta kewenangan lokal yang berskala desa maka harus dapat di pergunakan sebagai model pengembangan Desa yang mampu mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya lokal desa serta pendanaannya secara terorganisir dan akuntabel.
"Pembangunan desa merupakan proses pembangunan tiga aspek, yaitu Pembangunan Infastruktur, Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), dan Pembangunan Ekonomi Lokal. Tujuannya agar desa memiliki daya saing, daya
gerak. Bahkan selain pertumbuhan, pemerataan dan berkelanjutan merupakan tujuan utama pembangunan," tutur Hendrata.
Hendrata menjelaskan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa menjadi pusat perhatian Pemerintah Pusat dan Pemerinta Daerah. Karena Desa merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara itu, di Kabupaten Kepulauan Sula sendiri, membangun desa berarti membangun sebagian besar masyarakat Kepulauan Sula. Oleh karena itu pembangunan desa harus dijadikan titik sentral pembangunan daerah dan tempat sasaran serta berkelanjutan agar desa bisa menjadi lebih maju dan mandiri.
Kegiatan Bursa Inovasi Desa (BID) yang di gelar pemerintah dua Kecamatan tersebut di pusatkan di tempat wisata Tanjung Waka Desa Fatkauyon Kecamatan Sulabesi Timur itu, dibuka langsung oleh Bupati Hendrata Thes serta di hadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dan sejumlah pejabat teras di lingkup Pemkab Kepsul. Tak ketinggalan, warga lima desa di Kecamatan Sulabesi Timur dan warga enam desa di Kecamatan Sulabesi Tengah.
Kegiatan tersebut diakhiri dengan penandatangan komitmen menu Bursa Inovasi Desa (BID) oleh 11 Kepala Desa di dua Kecamatan tersebut, dan penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Bupati Hendrata Thes.(FDL)