Bila Lancar, Vaksin Covid-19 Merah Putih Bisa Dipergunakan di 2022

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir. Foto : Ist.
Jakarta - PT Bio Farma (Persero) menyebutkan vaksin Covid-19 Merah Putih akan rampung pada 2022 mendatang.

Saat ini vaksin tersebut masih dalam proses pengembangan di Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan ditargetkan ketersediaan isolat (bibit vaksin) bisa diterima Bio Farma pada Januari 2021 mendatang.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan Bio Farma nantinya akan mulai memproses pre-klinis (uji laboratorium) dan dilanjutkan dengan uji klinis (diujikan ke manusia) di tahun depan.

"Jadi Januari 2021 diproses lebih lanjut pre klinis hingga uji klinis fase 3 hingga produksi dan 2022 vaksin Merah Putih bisa diberikan ke masyarakat Indonesia," kata Honest di Komisi IX DPR RI, Senin (31/8/2020).

Lembaga Biologi Molekular Eijkman menyebutkan saat ini vaksin tersebut sudah dilakukan kloning dari gen dan dimasukkan ke dalam sistem ekskresi. Dalam waktu 2-3 bulan mendatang vaksin ini diharapkan bisa segera masuk dalam tahap pre klinis atau uji ke hewan.

Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio mengatakan diharapkan pada Februari sampai Maret 2021 bisa diproses Bio Farma dan dilakukan uji klinis fase satu, fase dua, dan fase tiga. Saat ini, lanjutnya, pihaknya menggunakan platform sub unit virus 2, yang sasarannya adalah protein spike.


"Virus corona seperti durian, banyak durinya ini akan menjadi target. Strateginya kami mengaplikasi gen dari kedua gen kemudian sudah di cloud dan dimasukkan expression sistem, saat ini menunggu ekspresi dalam bentuk antigen, nanti dalam 2-3 bulan uji pada hewan," kata dia di kesempatan yang sama.


Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan proses pembuatan Vaksin Merah Putih sudah mencapai 40%. Diharapkan sebelum akhir tahun uji suntik vaksin ke hewan sudah diselesaikan.

"Mudah-mudahan awal tahun depan sudah bisa uji klinis," ujar Bambang Brodjonegoro kepada CNBC Indonesia TV.


Bambang menambahkan jika Indonesia menggunakan cara Sinovac di mana uji klinis fase satu dan dua dilakukan selama enam bulan. Jadi setelah Juli-Agustus sudah bisa dilakukan produksi massal dalam rangka vaksinasi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama